Selasa, 24 Februari 2015

Apa Aku Dibutuhkan!? bag.2

wah... aku harus bagaimana ini? tas gadis tadi ada di salah satu diantara mereka pastinya... yg jumlahnya jadi 15 orang dengan pencuri yg barusan.
mau melawan mereka semua sama saja dengan aku menghantarkan nyawaku sendiri. Untung saja dewi keberuntungan waktu itu menyertaiku... ada satpol PP dan polantas lewat sekitar situ... kupanggil saja sambil teriak sekencang-kencangnya" Maling Maling... Pak ada Maling ". Mereka yg berjumlah 3 orang ( 2 satpol PP 1 polantas) merespon teriakanku...
Para maling itu lantas pergi meninggalkan tas si gadis. PP dan Polantas mengejar mereka semuanya. Ya! yang jelas aku menghaturkan puji dan syukur yg besar kepada TUHAN atas segala perlindungan dan pertolongan-NYA kepadaku... sungguh keberuntungan yg tak terduga.
Aku bergegas mengambil tas itu, kulihat isinya sepertinya tidak sedikit pun ada kekurangan... aneh, dasar pencuri yg bodoh dan juga aneh.
Akhirnya kujumpai lagi gadis sombong itu dan kukembalikan tasnya... dia meneliti kembali isi tasnya dan memang benar dugaanku... tidak sedikit pun ada kekurangan. Dia lalu berterima kasih sekali kepadaku... sempat juga dia menyodorkan sejumlah uang... tapi jelas saja kutolak.
Lalu dia memperkenalkan dirinya padaku... namanya " Susan ". Dia lalu memasukan no. HP-nya ke HP-ku. aneh... dasar gadis aneh...
berkali-kali kunasehatkan dia tentang kejadian barusan, dia hanya mengiyakan seolah paham... tapi kurasa dia hanya menatapku saja tidak mempedulikan nasehatku... dasar gadis aneh, gadis pertama yg kukenal dalam kehidupan hampaku.


Kegiatan lukis melukis dan transaksi penjualannya pun terus berlanjut... ya hasilnya hampir sama setiap harinya, selalu kusisihkan demi menyongsong masa depan adik-adikku. Yg berbeda... Susan sekarang selalu datang berkunjung dan ternyata dia mengindahkan nasehatku " jangan menor-menor dan membawa barang-barang mewah saat berjalan... dan jangan mengalihkan pandangan saat berjalan, tetap fokus pada keadaan sekitar ".
Apa dia datang untuk menggodaku atau apa karna sudah berhari-hari ini... aku di-sms olehnya dan bahkan social mediaku pun tak henti-hentinya berisi pemberitahuan darinya.
Mungkin ini yg sering dibahas di film-film ya... saat seorang pria berhasil menolong seorang wanita, maka jasanya akan selalu dikenang... bahkan sang wanita akan selalu memberi perhatian khusus terhadap si pria, ya seperti aku sekarang ini. dasar aneh...


Susan menanyaiku sudah makan atau belum, aku jawab saja sudah... padahal belum haha.
Siang itu menjadi obrolan yg panjang sekali dengan Susan... kubilang saja " san... kamu ga kuliah? "
" ga... males "
" ya ampun... kenapa? kan orangtua kamu sanggup nguliahin kamu kenapa kamunya males? "
" ihh, kamu tu kayak orangtuaku aj ya... anak itu ga butuh hanya dapat harta aj dari orangtua... harus dapat perhatian dan kasih sayang juga kan "
dan dari perkataannya barusan... barulah aku paham perasaan seorang Susan... tapi jelas saja sikap seperti ini salah.


 " San... gw boleh ngasih pendapat ga? "
 " Boleh aj wis... apa? "
 " gw rasa sikap lo ini salah... lo harusnya bisa ngerti juga perasaan orangtua lo... mungkin mereka stress dengan pekerjaannya "
 " emank lo tau orangtua gw... jangan kepo dech "
 " bukan... jujur ya, gw jg dulu sama kayak lo yg sekarang selalu nyalahin orangtua gw... tapi dalam kasus lo... lo lebih beruntung, larna lo orang yg berkecukupan, sedang gw apa orang yg ga mampu... orang yg ga punya "
" tapi untung gw dulu punya seorang guru yg nyadarin sikap gw ini... tapi dia udh ga ada sekarang, hanya nasehatnya aj yg selalu membekas di pikiran gw ini San "
" kalo lo seseorang yg baik... pasti lo bakalan ngerti apa yg gw sampein barusan... kita juga ga boleh egois sebagai seorang anak... harus bisa saling memahami ".
Susan hanya terdiam... seakan tak percaya... apa dia sanggup melakukannya, untuk memahami orangtuanya sendiri.


Dan guru itu masih sama dan akan selalu sama... ya almarhum Pak Satrio... Guru yg selalu menjadi panutanku sampai sebesar ini badan dan pikiranku. Dan perbincangan di siang ini ditutup... Susan pulang dengan pikiran yg seakan tersugesti. Malamnya dia bahkan tidak meng-smsku, social medianya pun tak aktif... senang pikirku, tapi ternyata salah... rasanya sepi sekali kalau dia tidak menghubungiku.
Sangking bosannya aku keluar... hendak mencari angin segar di malam yg sunyi sepi begini di lingkungan kumuh.
Aku keluar... ke jalan raya menuju jembatan, hendak melihat sungai...
Tak sengaja aku melihat sosok wanita yg sexy sekali, waw. Jangan-jangan dia wanita panggilan...
Dari gerak-geriknya seperti dia sedang ragu akan suatu hal...
Dia memandangi sungai lama sekali...
Tunggu dulu! jangan-jangan dia hendak bunuh diri... wah gawat, aku segera saja bergegas menghampirinya...
Dan benar saja, dia mengangkat kakinya yg sebelah hendak memanjat pinggir jembatan...
" mbak ngapain? " aku segera menegurnya.
" kamu siapa? " katanya.
" saya orang asing... bukan warga sekitar sini, tapi mbak tadi mau ngapain? mau bunuh diri ya... " sekenaku.
" iya... emanknya kenapa? kamu siapa larang-larang saya? "
" kalo mbak bunuh diri... berarti mbak udah berani donk ngelawan TUHAN... waw kuat sekali. mbak punya keyakinan yg dianut kan "
" iya... saya putus asa mas... hiks hiks... ga tau harus gimana lagi "

BERSAMBUNG
Pak Satrio
Susan

Kamis, 12 Februari 2015

Apa Aku Dibutuhkan!? bag.1

·         Beginilah akhirnya… mungkin akan selalu menjadi  kesedihan yg setia menemani diri ini.
Namaku Luis… orang paling menyedihkan di dunia… mungkin.
Terlahir dari keluarga miskin… di pemukiman kumuh yg seperti bukan kehidupan…
Usiaku saat ini telah menginjak 18 tahun, dan sampai saat ini pun aku terus menyalahkan kedua orang tuaku... ya… setidaknya sampai aku bertemu dengan seseorang…
dia adalah guruku yg selalu memperhatikan aku dan yg lainnya…
satu-satunya guru yg mau mengajar di pemukiman kumuh “ Pak Satrio “.
Dia memberikan pengajaran yg baik kepada kami semua… anak-anak  terlantar yg tak mampu bersekolah karna mahalnya biaya di jaman ini.
“ Kalau kalian ingin menjadi manusia… setidaknya kalian harus hargai orangtua terlebih dahulu “ kata-katanya yg akan selalu kuingat.


·         Pernah di suatu hari aku diajak ngobrol empat mata bersamanya… Aku ingat betul saat itu…
“ Matamu itu nak… perasaan yg sangat rumit dijelaskan… saya mengerti kehidupan yg diemban generasi muda… memang orang tua yg egois dan juga kasihan… “
“ Apa yg mesti dikasihani? Mereka Lemah… ? “
“ terus… apa kamu sudah merasa kuat? Kalau kamu kuat topang mereka sekarang juga… buat apa mengeluh karna hidup? “
“ tapi saya kan masih anak-anak pak… “
“ mereka juga sama… orangtua juga anak-anak… mereka pernah melewati masa anak-anak… dan mungkin pernah merasakan rasa sakit yg sama… apa kamu pernah berpikir begitu Luis? “
“  tidak… apa saya yg salah guru? Apa saya yg terlalu egois? “
“ karna keadaan… keadaan yg sulit ini membuat manusia menjadi lemah sikap… Luis, termasuk kamu sekarang… menyalahkan keadaan… “
“ tapi saya tidak mau susah guru… saya terlalu banyak melewati hal sedih… hikz hikz… “
“ kalau begitu kemari… bersandarlah di pundak gurumu ini… menangislah yg banyak… tumpahkan semua perasaan… dan guru yakin kelak kamu juga bisa memahami… apa itu kehidupan! “
“ Guru yakin… kelak kamu akan jadi orang besar yg dipandang semua orang… dan mau membagi perasaan yg sama kepada orang susah “
“ hikz… hikz… “


·         Nasehat guruku entah kenapa selalu terngiang dibenakku… hingga usiaku sekarang mencapai 29 tahun, banyak yg telah kujalani… bagian-bagian dari kehidupan…
yg jelas aku sekarang telah berbesar hati…
Aku tak pernah menyalahkan kedua orang tuaku… walau saat ini aku masih hidup dalam lingkup kemiskinan… setidaknya aku telah menamatkan SMA-ku…
dan guruku itu… walau ia sudah tidak ada di dunia lagi sekarang… setiap nasehatnya tak akan aku lupakan sampai kapan pun juga.


·         Aku bekerja menjadi pelukis jalanan sekarang. Hasilnya ya lumayan saja untuk uang dapur ibuku… dan untuk mengobati ayahku yg sedang sakit sekarang…
Adik-adikku juga… kedua adikku itu terus kuperjuangkan… yg jelas.. mereka harus mendapat pendidikan yg layak dibanding aku kakaknya. Aku berencana menguliahkan mereka… makanya saat ini aku menabung… meski sedikit yg kutabung tiap harinya…
namun aku yakin… aku sanggup mewujudkan impian kecil itu.


·         Wilayah tempatku melukis ramai dikunjungi orang, ada para karyawan karyawati… para turis asing, juga lokal… orang-orang biasa dan yg berada pun ada…
namun ya tetap saja, meskipun banyak… daya saing secara sehat tetap digalakan disini… untuk sesama pelukis jalanan…

·         Suatu hari aku melihat gerak-gerik aneh dari seorang pria di pertokoan… yg telah kuduga sebelumnya berprofesi pencuri…
Dan ia terlihat sedang menunggu mangsanya, dan kulihat gadis sombong lewat dengan sejuta aksinya yg mengundang mata-mata bengis untuk segera menghampirinya…

Dan betul saja…
Tasnya diambil paksa… gadis itu hanya mampu berteriak minta tolong, tak ada yg bergerak…
Aku pun akhirnya turun tangan, kukejar pencuri itu…
Dan saat kukejar… ternyata komplotannya yg berjumlah 14 orang menunggu disana…
“ Mati Aku “ pikirku.


BERSAMBUNG
Luis