- “ Namanya Miranda ya... “ pikirku dalam hati, lalu kuhampiri kesitu.
“ Hey, lepasin dia! Ada apa ini? kasar banget kamu sama cewek “ sahutku
“ Siapa lo? banyak cincong, gw beri juga lo... makan nch bogem gw “ dia lalu mengarahkan tinjunya ke arahku.
Tapi kutepis dengan mudah, lalu kubalas dia berkali-kali lipat...
Sebab almarhum guruku juga mengajarkan silat kepadaku dulu... kalau untuk satu lawan satu aku jauh lebih percaya diri.
Setelah babak belur dia... si pria kasar itu kabur tanpa berkata apa-apa.
Karna gertakanku ini bukan gertakan sambal... sebelumnya ku bilang padanya
“ Lebih dari ini kamu cari masalah sama saya dan cewek ini... pertarungan berikutnya saya pastikan kamu mati “
- Kemudian kuhampiri mbak Miranda... dia menangis, “ hikz hikz “
“ Mbak gapapa kan? “
“ iya, saya gapapa... makasih mas udh nolongin saya lagi “
“ emank yg tadi itu siapa sch mbk? “
“ dia itu pacar yg saya bilang menjual saya ke germo “
“ kurang ajar, laki-laki jahanam, tapi tenang aja mbak “
“ saya antar pulang, boleh mbak? dimana rumah mbak? “
Miranda mengiyakan ajakanku mengantarnya pulang. Dan ketika sampai di tujuan, ternyata Rumah Miranda juga tidak besar... tidak jauh berbeda dari rumahku.
Rumah kumuh yg membuat sengsara pikiran manusia...
yg selalu menimbulkan pergunjingan tetangga, malu dengan teman, dan perasaan bercampur aduk lainnya.
Tapi tidak sekarang, saya sudah lebih berbesar hati... menerima keadaan yg cukup sempurna.
- Miranda tidak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepadaku.
Lalu aku berpesan padanya untuk menghubungiku bila laki-laki tadi membuat masalah lagi dengannya, yg artinya kutinggalkan nomor HP-ku padanya (Miranda).
Aku lalu memulai aktifitasku lagi seperti biasa, setelah kutinggalkan tadi sebentar, menjadi pelukis jalanan... mengais rejeki hari ini.
Malamnya, aku kembali berbincang-bincang lewat sms dan social media dengan Susan.
Tak kuduga... Susan menyatakan perasaan sukanya padaku malam itu lewat inbox...
Katanya perkataanku yg menyuruhnya untuk kuliah lagi direspon orang tuanya... orang tua Susan kembali bangga dengan Susan... penilaian Susan terhadap Orang Tuanya selama ini yg tidak perhatian ternyata memang salah.
Dia juga berkata telah menceritakan tentangku ke kedua Orang Tuanya itu... sambungnya lagi... Susan besok mau mengajakku ke Rumahnya menemui kedua Orang Tuanya yg ternyata sedang libur kerja besok.
Aku lalu berkata di inbox membalas Susan... “ Susan, saya bangga kamu mulai perhatian lagi dengan kuliah... khususnya kepada orang tuamu juga, tapi saya tidak bisa menerima perasaan suka kamu ke saya... saya ini cuma orang biasa... dan lagi saya menganggap kamu adik yg baik, jadi kita tetap hubungan baik aja ya... OK “
- Kurasa Susan bakal kecewa dengan jawabanku itu. Dan ternyata benar... Susan memang kecewa... dia memasang emoticon sangat sedih di inbox.
Kemudian menutup perbincangan kami malam itu...
Aku pun ikut sedih, namun tiba-tiba panggilan telepon datang dari nomor asing... kuangkat...
“ ya, Hallo “
“ mas... keluar yuk, ke jembatan yg waktu itu lagi, saya mau ketemu mas “
“ oh, mbak Miranda ya... ok saya kesana, tunggu sebentar “
Setibanya di jembatan itu Miranda lalu tiba-tiba langsung memelukku.
“ lho... kenapa ini mbak? “
“ saya jadi suka nch sama mas “
“ masa secepat itu... “ jawabku.
“ mas curang udh tau nama saya... tapi saya belum tau nama mas “
“ nama saya Luis “
“ tapi mbak Miranda jangan langsung begini... sebenarnya saya kesini malah punya satu usul untuk mbak Miranda “
“ apa? “ katanya (Miranda).
“ ada baiknya mbak tinggalin kerjaan mbak yg sekarang, saya punya kenalan di Perusahaan cukup ternama... katanya sedang membutuhkan Office Boy (Girl). Kalau mbak berminat... besok datang ke tempat kerja saya “
Aku lalu mengakhiri perbincangan kami dan langsung pulang... meninggalkan Miranda sendirian di jembatan itu.
- Besoknya Miranda datang... Dan mengiyakan usulku, akan tetapi hal yg tidak terduga datang juga di saat bersamaan... Susan datang juga pada waktu yg bersamaan dengan Miranda (walau kenyataannya Miranda yg duluan).
“ oh, jadi wis kamu udh punya yg baru... makanya... hikz “ Susan lalu berlari menjauh...
Kebetulan yg tepat kenalanku itu datang... kubilang saja bahwa Miranda yg melamar... ini orangnya, aku segera menyusul Susan...
“ Susan, tunggu! “
“ udh wis... gw paham “
“ jangan lari cepat-cepat, Susan “ teriakku.
Susan lalu berlari ke arah jalan... seperti adegan film biasanya... Dia (Susan) tidak melihat ke ke kiri dan kanan lagi... sehingga ada Truk mendekat ke arah Susan...
Namun karna aku yg menyesuaikan kecepatan... Susan kutarik kembali ke arah tepi jalan, sehingga posisi kami berganti...
Aku yg tertabrak Truk. CKITTTTTTTT FUSHHHHH DAGHHHHHHHHHH
- Suasana jadi gaduh... aku sekarat... Ambulance dengan cepat datang membawaku entah kemana. Dalam sekaratku itu... tiba-tiba masa lalu kembali terngiang di dalam pikiranku... tentang Pak Satrio, aku yg membenci kedua orang tuaku, dan segalanya.
Dalam penglihatan yg samar2 itu di dalam Ambulance... aku melihat Susan.
Oh sakit sekali rasanya, tubuhku merespon semua rasa sakit...
Apa aku akan mati?
Tiba-tiba saja aku sudah berada di ruangan yg penuh cahaya yg menyilaukan... dan kutebak ini adalah Ruang UGD.
“ detak pertama, JDEPPP “
“ masih belum... beri tekanan yg kedua, detak kedua JDEPPP “
Aku bisa mendengar suara Pak Dokter yg sedang mengusahakan sesuatu...
“ Apa aku dibutuhkan? “
“ Selamat tinggal semuanya, maafkan kakak ya adik2ku yg kakak sayang “
(kataku dalam hati)
PIPPPPPP_____________________________________________
TAMAT
Rabu, 31 Mei 2017
Apa Aku Dibutuhkan!? bag.4 end ~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar