Sabtu, 26 Oktober 2013

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 10 THE END

Venesia senang… Aku pun merasakan hal yg sama. Pagutan terakhir kami menandakan cinta kami yg tersampaikan. “ Ben, memang begini seharusnya… aku… milikmu “ “ hahaha :D ada-ada saja, ayo masuk dulu… disini Hujannya lebat sekali lho… payung ini sepertinya sebentar lagi mau ambruk “ Venesia lalu mencubit perutku. “ Awwwww, sakit tau! “ pekikku. “ Yg serius donk… “ Venesia marah lalu memukul dadaku dengan kedua tangannya pelan. “ iya… Aku suka Kamu kog… sudah tau kan!? Kala begitu ayo masuk! “ “ he’emfff “ Venesia mengangguk. Ya, kami masuk ke dalam rumahku dengan aku yg merangkul Venesia berusaha menghangatkan tubuhnya… karna tadi dia terlanjur basah kuyub. Aku pun jadi ikut basah jadinya, ya… tapi sudahlah. Saat-saat seperti ini tidak boleh ada alasan lain, Jalani saja. (^_^)


Ibuku terlihat senang, lalu membuatkan kami sup hangat… Di tengah-tengah hujan itu kami bertiga bersenda gurau, mengobrol sampai puas… aku, Venesia dan Ibu. Sedang Bendias sedang tertidur pulas di kamarnya. Malam pukul 09.00 aku lalu mengantarkan Venesia pulang dengan mengayuh sepedaku ke Villanya di Berdern Street kawasan elite Enville. Aku mengantarkan Venesia sampai depan gerbang rumahnya saja. Venesia lalu mengundangku masuk. “ Ben masuklah… istirahat dulu sejenak, ayah sedang tidak ada kog. Dia sedang pergi ke Luar Negeri “ Tapi aku menolaknya. Venesia sempat menahanku… tapi aku memperingatkannya bahwa aku akan benar-benar menghilang kalau sifat agresifnya ini masih tetap diteruskan. Venesia lalu masuk ke dalam rumahnya. Aku pun pulang dalam damai.


Ternyata dari kejauhan mobil Alehandro terpampang, dia menyalakan lampu penerangan mobilnya hingga menyilaukan mataku. Lalu memacu laju kendaraannya seperti mau menabrakku, dan benar saja… dia memang hendak ingin menabrakku. Aku berusaha menghindar, tapi terlambat… Aku terpental, sepedaku pun hancur. Tapi beruntung aku, sepertinya nyawaku masih ada. Alehandro lalu keluar dari mobil dan membawa tali tambang. Dia seakan tahu aku masih hidup atau bagaimana dia lalu mengikatku… dan menaruhku di Bagasi belakang mobilnya. Aku di dalam, pengap sambil menahan luka. Kurasakan Porsche hitam ini melaju kencang… Dan lalu berhenti, sepertinya inilah pemberhentiannya. Alehandro lalu mengeluarkanku dari bagasi. Astaga, ternyata tempat pemberhentian ini adalah jurang yg cukup curam, dan lagi aku tidak tahu ini dimana. Dia lalu mendorongku yg masih dalam keadaan terikat sambil berkata “ Aku sudah mengetahuinya sedari tadi, siapa pun penghalang hubunganku dengan Venesia tak akan kumaafkan dan akan kulenyapkan, huh… hahahahaha 3:) “ Begitulah, aku menggelinding kebawah… grmbl grmbl grmbl… luka-lukaku pun terasa sekali sakitnya saat membentur permukaan tanah yg keras. Sepertinya kali ini aku benar-benar akan mati, sebab aku terus menggelinding tak tahu sampai mana ujungnya. Alehandro pun menganggap aku sudah mati. Bagaimana kelanjutan dari Ben Archer Steve sepertiku ini… aku tidak tahu lah. Kali ini semuanya kuserahkan pada TUHAN. (atau kepada si pengarang cerita ini saja, euyyy).


Lima bulan sudah berlalu, dan aku masih tak tau ini dimana. Tapi aku beruntung karna waktu itu ternyata ada penduduk daerah ini yg menolongku, Pengobatannya pun masih tradisional… Yg jelas nyawaku Selamat. (^_^) Dari surat kabar yang tidak tahu dapat darimana dia… Laweki penduduk yg menolongku ini memberitahukanku bahwa sudah saatnya aku pergi. Dari perawakannya dan peralatan yg ia gunakan sepertinya dia ahli sihir. Karna tinggal sendirian juga di daerah ini. “ Laweki, bagaimana aku bisa keluar dari sini… aku saja tidak tahu ini dimana dan lagi apa isi surat kabar itu sehingga kau menyuruh aku pergi “. “ ini… takdirmu. Kutukan akan dicabut… sebenarnya kau ini seorang Pawea yg dikutuk Bahava “ “ Apa itu? Aku tidak mengerti“ “ kau adalah seorang pangeran yg dikutuk dalam kepompong, maksudnya saat ini jati dirimu masih terbungkus dan harus dilepaskan “ Laweki lalu membacakan mantra, dan menyentuh keningku. Sepertinya ini tidak benar menurutku, ini tahayul. Namun setelah itu Laweki menjelaskan padaku bahwa dia kenal ibuku yg dia mengetahui namanya “ Lucy Handy “ karna Ayah Ibuku yg adalah Kakekku adalah Kepala suku disini, tapi suku itu sudah lama hilang… suku Fimawe dan Ibuku adalah Seorang Putri disini yg pergi ke kota dan akhirnya menikah dengan ayahku. Kutukan itu berasal dari Clark orang yg menyukai Ibuku tadinya… dia mengutuk seluruh keberuntungan dari keluargaku termasuk aku yg seorang Pangeran… sepertinya lantaran cintanya yg tidak tersampaikan kepada Ibuku. Dia melepaskan Bahava (tolak rejeki) kepada kami, begitulah penuturan Laweki.


Atas petunjuk Laweki aku tiba di Enville. Dan saat itu sedang diadakan lomba musikus band… seperti kebetulan. Semua bebas mendaftar karna biaya digratiskan. Pemenangnya akan menjadi artis dunia music yg baru. Aku lalu menghubungi teman-temanku… Santiago kuajak dan dia mau, dia lalu bergegas datang ke Enville menemuiku, Seniorku Ray… Bell juga yg pendiam itu mau aku ajak. Lengkap sudah kami berempat, Aku pada posisi guitarist plus vokal, Santiago pada solo gitar akustik plus backing vokal… , Seniorku Ray sebagai drummer dan Bell Bassis. Sepertinya benar kata Laweki tabirku pun terbuka… dari kepompong menjadi kupu-kupu yg cantik. Band yg kami beri nama “ BEAST “ ini menang kompetisi, dan band kami pun menjadi Band yg terkenal di Enville. Aku sempat menanyakan pada Ibuku tentang kakek dan Laweki… dan Ibuku membenarkan semuanya. Terkuaklah satu pembuktian.


Band kami melejit, aku pun telah menjadi actrees tersohor di Negara ini. Bukan hanya Enville dan Bostov saja tempat aku tinggal dulu, tapi seluruh wilayah kini mengenal kami “ BEAST “. Album kami laris manis diborong fans fans fanatic kami. Lagu2 yg beraliran slow Rock kami pun menjadi HITZ. Sampai suatu saat kudengar Venesia telah bertunangan dengan Alehandro namun sampai saat ini belum juga menikah. Aku kaget, berikut senang juga lantaran Venesia menepati janji bahwa dia adalah milikku dan tidak menikah dengan Alehandro. Di belakang panggung saat konser terakhirku untuk pekan ini, Venesia datang ditemani Alehandro sambil berpegangan tangan. Venesia lalu mendekatiku tapi ditahan oleh Alehandro. Aku lalu memanggil pengacaraku “ Louis “ dan memintanya mengurus kasusku dulu dengan memanggil petugas keamanan dan menjebloskannya ke Penjara saat ini juga. Tanpa basa-basi lagi Petugas keamanan menahan Alehandro karna mereka pun telah mengetahui duduk permasalahannya. Alehandro pun dikirim ke Rumah tahanan atas tuduhan penculikan dan pembunuhan diriku dulu. Dan Venesia pun lalu berlari sekencangnya memelukku erat sekali… “ Ben, aku senanggggggggggggggggggggggggg sekali. Hiks hiks… tapi kukira kamu benar menghilang selamanya karna aku yg agresif ini. “ “ Bodoh. Kau sudah bilang kan bahwa kau adalah milikku… mana mungkin aku meninggalkan yg telah kumiliki “ “ hehehe iya ^_^ aku milikmu. Selalu milikmu. Selamanya “ “ Mari… ikut aku ke panggung pernikahan kita!  Ayo! “ “ iya… ^_^ Ayo! “


Dan dimulailah kisah kami yg benar-benar sepasang kekasih sekarang. Tidak ada lagi yg aku tutup-tutupi, kami tutup-tutupi. Ayah Venesia pun menyetujuiku dengan keadaan yg sekarang. Aku yg sudah kaya raya. Dan sampailah kami pada tahap pernikahan, walau wajahku masih tergores tiga gores luka ini. Venesia masih tetap mencintaiku, di depan mahkamah agama… kami mengucap janji di Rumah Nikah Silvilia, Enville. Kulihat Laweki datang, Ibuku dan Ayah menyadarinya… Laweki membawa kantung kain yg kulihat sedikit berdarah. Dari keterangannya setelah acara ini aku mengetahui bahwa itu adalah kepala Clark… Kutukan hanya bisa dicabut apabila si pemberi kutukan dibunuh dan dicabut kepalanya, serta kehadiran seseorang yg benar-benar tulus mencintai. Begitulah bunyi hukum suku Fimawe. Setelah kedatangannya itu, aku mulai paham bunyi hukum itu. Venesia lalu menciumku, kami saling berciuman… sebagai tanda ikatan janji. Hal ajaib pun terjadi… Luka-lukaku semua yg membekas tadinya pun.. telah hilang… dan wajahku sekarang menampakkan kharismanya. Sekarang aku tampan, setidaknya begitu. Aku dan Venesia… kami pun lalu Hidup Bahagia, selamanya. (^_^)Terima Kasih from Ben Archer Steve and Venesia Mertys. (^_^)

THE END. Khamsahamnida. Arigatou. Thanks. Terima Kasih (^_^)


Laweki


Clark

Klimaks Cerita: Ben menikahi Venesia

Mereka Bahagia sampai Tua

Dan...

Inilah Akhir Cerita Bahagia untuk cerita ini.
Terima Kasih karna sudah membaca. (^_^)
SEE THE NEXT STORY!
by: Oktavianus Bernalius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar