Dua jam sudah aku menungggu, dan saat itu hujan turun. Venesia tetap
saja masih berdiri di depan rumahku dengan setia. Sampai hujan pun reda
beberapa saat kemudian... Venesia kulihat basah kuyub. Sampai Ibuku
datang... pulang sehabis belanja kebutuhan dapur. " kamu temannya Ben
kan? kenapa tidak masuk? " " Saya menunggu Ben keluar bu " " aduhh
tubuhmu sampai basah kuyub begini, biar ibu ambilkan handuk kering dan
sekalian memanggil Ben dulu ya... tunggu sebentar disini kalau begitu " "
Terima Kasih Bu " . Sesaat kemudian kulihat Ibuku membawa handuk
kering, pakaian kering dan minuman hangat, lalu Ibuku berbincang-bincang
lagi dengan Venesia. Seketika kulihat raut wajah Venesia langsung
berubah jadi sedih. Ibuku seperti hendak memaksanya menunggu di dalam
rumah saat itu, tapi Venesia menolak. Lalu Ibuku masuk lagi ke dalam
rumah. Aku ikut sedih juga sebenarnya, hati ini merasakan sakit yg luar
biasa.
Tiba-tiba suasana terpecah saat sebuah
mobil lewat dan ternyata adalah pelangganku yg juga tetanggaku lewat di
depanku sambil mengelaksonku dan memanggil aku. " Heiiii Bennnnn, sedang
apa disitu? Terima Kasih servicenya... mobilku jadi terlihat lebih awet
muda sekarang hahahahaha :D " Mobil itu lalu melaju lagi. Dan Venesia
mendengar suara panggilan tadi, mendapatiku di seberang jalan. Dia lalu
mendekatiku... semakin dekat... semakin dekat... dan semakin dekat.
Sampai wajahnya bertemu wajahku, kemudian diciumnya bibirku penuh
kehangatan. Aroma nafasnya sampai bisa aku rasakan memenuhi seluruh
wajahku ini... dan hangat. Aku hanya bisa diam.
"
Aku rindu padamu, sudah lama kita tidak bertemu Ben. Dan seharusnya
memang ini yang harus sudah kuberikan dari dulu " " Hentikan semua ini
nona, kita ini tidak memiliki hubungan apa-apa " " Dan sekarang telah
menjadi apa-apa, sebab ciuman ini belum pernah kuberikan pada laki-laki
lain. " " Mana bisa kutahu... dan lagi Bagiku ini tidak begitu istimewa "
" Kalau begitu cium aku lagi sampai kau puas " tegas Venesia.
"
Beennnnn kenapa kau jadi sedingin ini? Aku cuman cinta padamu, tidak
yang lain. " " Dan lagi sebentar lagi aku akan bertunangan dan setelah
itu pun tak lama aku akan menikah... tidakkah kau merasakan sesuatu " "
Tidak, Aku sudah tahu. Dan memang kau pantasnya dengan kalangan yg
sama... bukan denganku. " " Aku tidak peduli, aku akan kawin lari
bersamamu " " Jangan bodoh, mana mungkin seorang Beauty mau bersama The
Beast, lihat tiga gores luka di wajahku ini. Dan lagi kalau hidup
bersamaku masa depanmu akan jadi susah, tidak ada masa depan yang baik. "
" Beennnnnnnn... aku tidak peduli semuanya... aku tidak peduli...
Bennnnnnnnn " Venesia lalu menangis tersedu-sedu sekali. Aku merasakan
perih yg sama. Tapi aku lanjut bicara " Pulanglah! Nanti keluargamu
mencemaskanmu ". Dan hujan pun turun lagi dengan lebatnya saat itu juga,
seakan mengetahui kesedihan hati kami.
Di bawah
hujan kami basah kuyub, aku lalu menuju ke depan pintu rumahku. Venesia
mengikuti lalu lari dan memelukku dari belakang."
Beennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn hikz hikz " " Pulanglah hari sudah
mulai gelap "Aku lalu masuk dan menutup pintu rumah. Ibuku melihat
semuanya tadi dari Jendela. Lalu aku menjelaskan semuanya... mulai dari
kaenyataan bahwa Venesia adalah anak Dudley Mertys Konglomerat Enville.
Ibuku paham dan menjelaskan " Tapi dia gadis juga kan, pantas untuk kau
cintai. Lagian tidak baik kau memperlakukan dia seperti ini Ben " "
Benar bu, sebenarnya aku juga tidak mau melakukan ini. Tapi mau
bagaimana lagi!? " Lalu kulihat dari jendela... Ternyata Venesia masih
menunggu di depan pintu rumah kebasahan karna di luar masih hujan lebat.
Aku lalu keluar dan membawakan payung padanya . " Ini... Ambillah dan
cepat Pulang, keluargamu pasti khawatir Venesia " . Dia hanya diam saja.
Lalu kuberanikan diri... kucium juga bibirnya, kali ini kami
benar-benar berciuman... di bawah payung yang disirami air hujan. Kami
benar-benar berciuman, saling membalas seperti sepasang kekasih... saat
itu juga perasaan kami tersampaikan. Seperti dalam cerita-cerita
Dongeng, salah satu Dongeng favoritku ' BEAUTY & THE BEAST '
kali-kali saja dia mampu melepas kutukan ini, pikirku.
>>>>to be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar