Sabtu, 26 Oktober 2013

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 9

Dua jam sudah aku menungggu, dan saat itu hujan turun. Venesia tetap saja masih berdiri di depan rumahku dengan setia. Sampai hujan pun reda beberapa saat kemudian... Venesia kulihat basah kuyub. Sampai Ibuku datang... pulang sehabis belanja kebutuhan dapur. " kamu temannya Ben kan? kenapa tidak masuk? " " Saya menunggu Ben keluar bu " " aduhh tubuhmu sampai basah kuyub begini, biar ibu ambilkan handuk kering dan sekalian memanggil Ben dulu ya... tunggu sebentar disini kalau begitu " " Terima Kasih Bu " . Sesaat kemudian kulihat Ibuku membawa handuk kering, pakaian kering dan minuman hangat, lalu Ibuku berbincang-bincang lagi dengan Venesia. Seketika kulihat raut wajah Venesia langsung berubah jadi sedih. Ibuku seperti hendak memaksanya menunggu di dalam rumah saat itu, tapi Venesia menolak. Lalu Ibuku masuk lagi ke dalam rumah. Aku ikut sedih juga sebenarnya, hati ini merasakan sakit yg luar biasa.


Tiba-tiba suasana terpecah saat sebuah mobil lewat dan ternyata adalah pelangganku yg juga tetanggaku lewat di depanku sambil mengelaksonku dan memanggil aku. " Heiiii Bennnnn, sedang apa disitu? Terima Kasih servicenya... mobilku jadi terlihat lebih awet muda sekarang hahahahaha :D " Mobil itu lalu melaju lagi. Dan Venesia mendengar suara panggilan tadi, mendapatiku di seberang jalan. Dia lalu mendekatiku... semakin dekat... semakin dekat... dan semakin dekat. Sampai wajahnya bertemu wajahku, kemudian diciumnya bibirku penuh kehangatan. Aroma nafasnya sampai bisa aku rasakan memenuhi seluruh wajahku ini... dan hangat. Aku hanya bisa diam.


" Aku rindu padamu, sudah lama kita tidak bertemu Ben. Dan seharusnya memang ini yang harus sudah kuberikan dari dulu " " Hentikan semua ini nona, kita ini tidak memiliki hubungan apa-apa " " Dan sekarang telah menjadi apa-apa, sebab ciuman ini belum pernah kuberikan pada laki-laki lain. " " Mana bisa kutahu... dan lagi Bagiku ini tidak begitu istimewa " " Kalau begitu cium aku lagi sampai kau puas " tegas Venesia.
" Beennnnn kenapa kau jadi sedingin ini? Aku cuman cinta padamu, tidak yang lain. " " Dan lagi sebentar lagi aku akan bertunangan dan setelah itu pun tak lama aku akan menikah... tidakkah kau merasakan sesuatu " " Tidak, Aku sudah tahu. Dan memang kau pantasnya dengan kalangan yg sama... bukan denganku. " " Aku tidak peduli, aku akan kawin lari bersamamu " " Jangan bodoh, mana mungkin seorang Beauty mau bersama The Beast, lihat tiga gores luka di wajahku ini. Dan lagi kalau hidup bersamaku masa depanmu akan jadi susah, tidak ada masa depan yang baik. " " Beennnnnnnn... aku tidak peduli semuanya... aku tidak peduli... Bennnnnnnnn " Venesia lalu menangis tersedu-sedu sekali. Aku merasakan perih yg sama. Tapi aku lanjut bicara " Pulanglah! Nanti keluargamu mencemaskanmu ". Dan hujan pun turun lagi dengan lebatnya saat itu juga, seakan mengetahui kesedihan hati kami.


Di bawah hujan kami basah kuyub, aku lalu menuju ke depan pintu rumahku. Venesia mengikuti lalu lari dan memelukku dari belakang." Beennnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn hikz hikz " " Pulanglah hari sudah mulai gelap "Aku lalu masuk dan menutup pintu rumah. Ibuku melihat semuanya tadi dari Jendela. Lalu aku menjelaskan semuanya... mulai dari kaenyataan bahwa Venesia adalah anak Dudley Mertys Konglomerat Enville. Ibuku paham dan menjelaskan " Tapi dia gadis juga kan, pantas untuk kau cintai. Lagian tidak baik kau memperlakukan dia seperti ini Ben " " Benar bu, sebenarnya aku juga tidak mau melakukan ini. Tapi mau bagaimana lagi!? " Lalu kulihat dari jendela... Ternyata Venesia masih menunggu di depan pintu rumah kebasahan karna di luar masih hujan lebat. Aku lalu keluar dan membawakan payung padanya . " Ini... Ambillah dan cepat Pulang, keluargamu pasti khawatir Venesia " . Dia hanya diam saja. Lalu kuberanikan diri... kucium juga bibirnya, kali ini kami benar-benar berciuman... di bawah payung yang disirami air hujan. Kami benar-benar berciuman, saling membalas seperti sepasang kekasih... saat itu juga perasaan kami tersampaikan. Seperti dalam cerita-cerita Dongeng, salah satu Dongeng favoritku ' BEAUTY & THE BEAST ' kali-kali saja dia mampu melepas kutukan ini, pikirku.



>>>>to be continued.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar