Sabtu, 26 Oktober 2013

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 3

" mencariku ? tidak mau hilang ? tunggu tunggu tunggu ini semakin tidak jelas nona kecil... " balasku." ada apa sebenarnya? " sambungku lagi." kamu tahu Rumah Sakit Roswald Bostov ini kan!? " tanyanya." dan... biasanya apa yg sering kamu lakukan disana " Aku semakin tidak memahami... Memang pada saat senggang dulu sekali aku sering mampir ke Rumah Sakit itu untuk mengenang kepergian nenekku yang meninggal di rumah sakit itu juga. Aku suka menghibur kaum tua yg sakit dengan bernyanyi semerduku... karna hanya itulah yg mampu aku lakukan setidaknya buat menghibur hati mereka yg jatuh. Karna banyak juga anggota keluarga mereka yg tidak datang menjenguk. Hanya itu saja yg kuingat kulakukan di Roswald Hospital... selebihnya tentang gadis ini aku tidak ingat sama sekali. Kujawab saja" tidak tahu, memang aku pernah kesana ya? " " kenapa kamu jadi jahat seperti ini? padahal aku sudah lama menunggu datangnya hari ini " " saat itu kamu datang dan sering datang bernyanyi... menghibur banyak orang sakit, yg salah satunya adalah aku " " saat mendengar kamu bernyanyi semangat hidupku kembali bangkit, terutama lagu tadi yg sering kamu nyanyikan SONG from HEAVEN " tuturnya padaku.

Sedikit demi sedikit aku mulai paham, dan di hari pertamanya itu rasanya seperti setahun saja. Dia seperti sudah akrab sekali denganku dan dia juga menceritakan bahwa dia terkena penyakit kanker otak, namun sekarang sudah sembuh. Kembali dia tersenyum padaku sampai bel pulang tepat pukul 15.00 aku hanya bisa diam terpaku, masih tegang dan tidak biasa. Aku segera bergegas mengambil sepedaku yg aku titip di kantin, lalu kudorong sampai ke depan gerbang. Kulihat di teras depan Venesia masih berdiri.
Kurasa menunggu mobil jemputannya. Tiba-tiba saja anak brandalan dari sekolah lain datang mengacau... dan menghampiri Venesia." Haiiii manisssss, bagi kissss nya donk... hahahahaha "kuhitung jumlahnya ada 5 orang. Aku kayuh sepedaku cepat kearah mereka dan dua orang tertabrak lalu menimpah tiga lainnya. Kusuruh Venesia bergegas naik ke sepedaku dan kami pun selamat melaju..." tidak apa-apa kan? " sahutku." iya.......... terima kasih " dia tersenyum lagi. ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" rumahmu ke arah mana nona kecil? " " itu... 5 blok lagi dari sini, Perumahan King Bostov no rumahnya 52 " Setelah sampai aku pun segera bergegas memutar arah sepeda dan hendak pamit. Tapi dihadang Venesia, dan malah dia mengundangku sejenak untuk mampir ke Istananya itu... besar sekali rumahnya no.52 ini. Berulang kali aku mengucapkan alasan, tetap disanggah Venesia... dia bilang sebentar saja ingin mengobrol, mengucapkan terima kasih sambil minum teh.

Dan disaat kami sedang berbincang, Pemilik Rumah ayah Venesia... Dudley Mertys keluar dari kamarnya dan menghampiriku." Sayang,, ini teman sekolahmukah? "" iya Ayah, ini Pria Penyelamat Hidupku Ben Archer " " hee, Venesia berlebihan Tuan Besar, saya hanya orang biasa. Dan saya ingin mohon pamit kepada Tuan Besar sekarang... " " Jangan Ayah dia tidak boleh pulang, pokoknya tidak boleh "" Venesia... dia mungkin ada urusan. Lagian juga sebentar lagi, Keluarga Gastanyo akan kemari. Jadi tidak mungkin ada gembel seperti ini disini " " Ayahhhhhhhhhhh, dia bukan gembel... " " iya udah dech, saya pamit ya Tuan Besar. maaf mengganggu ketenangan anda " " Beeeennnnnnnnn " " sampai bertemu besok ya Venesia " sahutku...Dan benar saja Keluarga kaya yg lain pun datang... kali ini konglomerat daerahku sendiri Bostov " Tuan Lucas Gastanyo " dan anaknya " Alehandro Gastanyo " yang mengemudikan Mobil Porsche hitam. Aku pun melanjutkan perjalanan dari tiap kayuhan sepedaku menuju kedai kopi untuk mengambil uang hasil dagangan roti. Esoknya pun sama seperti biasa, hanya saja kali ini di sekolahku dengan hadirnya Venesia di bangku sampingku akan membuatku sedikit tidak nyaman setiap harinya. Tetapi aku harus mulai menyesuaikan diri saja. Saat pulang, naasnya aku. Aku dikeroyok oleh mereka (para berandalan kemarin) sampai babak belur. Dan aku pun terbaring di rumahku penuh luka.



 >>>> to be continued.


Santiago Anderten

Angelica

Miriam, Desy, Martha

Bell

Tidak ada komentar:

Posting Komentar