Sabtu, 26 Oktober 2013

Cinta ini Harapanku untuk si cantik (proloque BEAUTY & THE BEAST)>>bag. 5

" uhuk uhuk uhuk " aku pura-pura batuk. " kenapa kamu batuk? sengaja ya? " Venesia seakan tahu. sial. " Ehemmmmmmmmmmmmm, bukan... sepertinya ada sesuatu yg mengganjal di tenggorokan " " Baik, biar aku yang mengambilkan minum. Ibu dimana minum yang biasa diminum oleh Ben " Dia memanggil Ibuku dengan panggilan Ibu seakan sudah akrab saja... aduh. " Itu disana, di dapur. Dari sini lurus terus ambil kiri... cari saja air di pendingin. " sambung Ibuku tersenyum. Secepat kilat Venesia langsung mengerti begitu saja. Dan air pun sudah datang... " Terima Kasih Ibu, Ayo Ben diminum... Apa mau aku tegukkan " " Jangan-jangan... tidak usah, biar aku sendiri saja " Aku pun minum. Ibu dan Santiago tertawa di Ruang Tamu... Begitulah... Venesia sudah menjadi bagian dari kisah singkat yg baru saja aku alami. Namun timbul pertanyaan besar dalam diriku... Darimana dia tahu nama lengkapku. Aku pun bertanya pada Venesia.. " Nona kecil, boleh aku bertanya sesuatu... " " hmmm apa? " sahut Venesia. " Darimana kamu tahu aku, dan nama lengkapku mendetail? " " dari Perawat ruangan tempat aku dirawat, dia menunjukkan fotomu dan memberitahukan namamu... katanya dia juga suka kamu, tapi aku tidak suka sikapnya yg begitu, huhhhhh. Aku hanya bisa menyaksikan kamu dari seberang kamar... sebab kamu ada di seberang kamarku... di Ruang Jompo... benar kan? ". " eheeee... :') tidak tahu. " kembali aku begitu. " kalau tidak salah nama Perawat itu... Cicilia " " oh... Cicilia, dia Perawat nenekku dulu yang sekarang sudah meninggal, dia memang cantik " " huffffffffffffffffffffffffhhhhhhhhhh " Venesia seakan cemburu, atau memang cemburu. sudahlah. " Baiklah waktu berkunjung sudah habis nona, mari kita pulang... biarkan sahabat terbaikku Ben istirahat dengan tenang... ayoooooooo " Santiago Sang penolongku, Terima kasih Santiago. " Tidak mau, aku belum mau pulang. Kau saja sendiri sana yg pulang bersama hewan ternak " " Ayoooo nona bandel.... " Santiago pun menyeret Venesia yg memang lebay ini pulang. Dan akhirnya aku pun selamat. lho kog?. hahaha :D ya! benar! selamat.

Empat hari sudah berlalu, Santiago dan Venesia rajin sekali berkunjung setelah pulang sekolah. Aku malah mendoakan semoga Venesia terpikat dengan Santiago empat hari belakangan saat aku tidak berada di sekolah. ya! semoga saja... hmmmm. Setelah empat hari itu, besoknya aku masuk kembali ke sekolah. Suasana seperti biasa di sekolah walau aku tidak ada selama empat hari... yahh mungkin karna aku orang miskin, jadi tidak terlalu diperhatikan di lingkungan elite sekolahku ini. Bukan sebuah kebanggaan juga kurasa berstatus sebagai orang miskin, sebab semuanya serba terbatas. Ok! Aku mulai memasuki kelas, teman-teman sekelasku tidak menegurku seperti tidak pernah terjadi apa-apa kepadaku... Miriam, Desy, Martha gerombolan girlies itu hanya memandangiku seperti memandang orang mati yang baru bangkit saja, waw mereka terheran-heran atau malah jijik karna wajahku yg masih membekas tiga goresan luka yang sepertinya tidak akan bisa hilang. Kulihat Venesia belum datang dan Santiago juga belum terlihat. Mungkin karna aku terlalu pagi datang.

Aku lalu bertanya pada Bell " Bell, hai. Kau melihat Santiago, anak Rich. Pak Rich " " Tadi kulihat dia di belakang gudang bersama Venesia anak baru itu dan beberapa gerombolan Berandalan, kurasa bakal terjadi kejadian seru " " Apa? Hei yang benar kau? " Aku lalu bergegas ke arah belakang gudang. Belakang gudang memang terhubung dengan rumah penduduk, gerbangnya selalu terbuka karna selama ini selalu aman... sebab para guru biasa pulang lewat situ juga biar lebih simpel, termasuk Pak Rich. Aku sampai ke lokasi, dan kulihat memang berandalan yang mengeroyokku yang sedang Santiago dan Venesia temui. Nampak Venesia melipat kedua lengan bajunya ke atas. Dan Santiago juga melipat kedua tangannya ke dada. Aku bersembunyi... saat itu jam menunjukkan pukul 07.00, setengah jam lagi bel sekolah berbunyi. Aku berpikir... Apakah Santiago dan Venesia akan berduel dengan mereka demi membela aku. Ohhh, bagaimana ini? Venesia lalu mulai melompat, dan meninju salah satu berandalan itu. DUAGHHHHHHHHHHHHHHHHHH, Santiago menyusul dengan menendang salah satu berandalan. Sepertinya Venesia jago bela diri. Kalau Santiago memang jebolan karateka. Ahhhhhhhhh, pusing aku dibuatnya. Sebenarnya apa yg sedang terjadi? Semakin seru saja pertarungan yang sebentar lagi menuju klimaks. Dan itu dia, Berandalan yang memegang pisau mendekati Venesia... Dan mengayunkan pisaunya tepat ke depan Venesia. " JRATSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS " bunyi pisau itu mengenai bahu Venesia. anehnya tidak ada satu murid pun yg datang kemari. Dan serangan berikutnya mengincar dada Venesia... Sepertinya kali ini Venesia tidak dapat mengelak.


>>>> to be continued.


Berandalan yang mengganggu Venesia

Emily (Pemilik Kedai Kopi)

Cicilia (Perawat Venesia dulu)

Lucas Gastanyo

Alehandro Gastanyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar