- Dia bilang dia putus asa... sepertinya kata-kata ini memang benar dirasakan dari lubuk hatinya paling dalam. Sungguh kasian... aku jadi tidak tega menasehatinya lagi. Dia lalu turun lalu menangis di pinggir jembatan sambil duduk telungkup disitu. Kutemani saja kesendiriannya itu... Aroma tubuhnya yg khas wangi-wangian bunga terhirup olehku.Lama kami duduk seperti orang bodoh di pinggir jembatan ini... ya.. malam ini biarlah diriku ini yg menemani kesepian yg tak tertahankan.Akhirnya wanita itu pun angkat bicara... seakan berat untuk mengutarakannya akhirnya bibir itu pun berkata" mas... hidup saya ini kayaknya udah ga berarti lagi? "" kenapa mbak? kog ngomongnya gthu "" saya ini pelacur mas... saya dijual sama pacar saya ke germo... setelah saya dinodai... bahkan anak saya pun harus diaborsi... saya merasa hidup saya ini... ughh, saya capek mas... udah ga kuat lagi... ga tau harus bagaimana "Memang dalam kasus seperti ini, aku pun tak mengetahui dengan jelas solusi yg tepat.Namun aku memberikan nasehat yg sekiranya mengurangi beban hatinya sekarang..." Mbak... jujur ya, kalo mbak tadi lompat... saya juga bakal ikut lompat dech... kalo tau ceritanya begitu... jujur cerita mbak itu sedih bagi saya... biar orang lain yg tak mengerti perasaan mbak... saya paham. tapi... mengakhiri diri dengan cara seperti itu hanya akan menambah masalah baru mbak...Mbak masih punya keluarga kan... adik, kakak atau apa. Kalau mbak ngelakuin ini... terus keluarga mbak nyari2 mbak dan dengar kabar kalo mbak udah tidak ada di dunia ini lagi... bisa mbak bayangkan ga sesedih apa keluarga mbak itu... perasaan mereka. "" Saya bukannya sok nasehatin mbak... tapi kalau sudah jadi begini... kalo mbak mau lompat lagi... saya akan ikut juga... biar mbak ga kesepian... "Seketika dia diam... kulihat dia mulai berdiri dan mendekati jembatan lagi. Awalnya kukira dia hendak bunuh diri kembali, jika demikian juga saya siap membuktikan kata-kataku barusan... tapi ternyata dia tidak.Dia memandangi bulan malam itu dan juga bintang yg menjadi penghiasnya langit gelap... entah apa yg sedang dipikirkannya, beberapa menit kemudian dia pamit padaku. Tidak sempat kami saling berkenalan... dia meninggalkan jejak tanya terhadapku akan kelangsungan hidupnya nanti.
- Aku pulang dengan sedikit kebingungan. Sambil mengingat Susan yg kunasehati juga tadi siang... akankah wanita tadi juga benci terhadapku.Memang aku ini apa... bukan siapa-siapa, tetapi berkat Pak Satriolah aku sedikit menghargai hidup yg kujalani sekarang...Jadi... aku juga tidak menginginkan orang lain hidup sia-sia dengan membenci kehidupannya sendiri.Aku tidur cukup nyenyak malam ini... ternyata jam 5 pagi Susan meng-smsku... katanya" WIS... KOG GW KEPIKIRAN TERUS KATA2 LO KMRN YA... APA EMANK GW YG SALAH? SIANG NTI KETEMUAN LAGI YA... PASTI LO SENENG KAN GA GW HUBUNGIN KMRN... UFF GW BETE TAU GA NGUBUNGIN LO! "lalu kubalas saja..."" IYA... NTI KITA KETEMU LAGI KOG, KAN GW MASIH KERJA NGELUKIS... MASA??? AH LUPAIN AJ, GW MINTA MAAF DECH UDAH NYINGGUNG KMU, IYA GW SENENG... SERING2 YA! ^_^ "hahaha ternyata Susan tidak marah. Perasaanku cukup lega sekarang...
- Siangnya Aku bertemu kembali dengan Susan... kami membahas yg kemarin. Kubilang untuk melupakannya saja... dia menolak, sebab dia merasa bersalah juga, dia bilang sebentar lagi akan ada mata kuliah jadi dia ingin mengindahkan lagi kata-kataku kemarin yg menyinggungnya.Jadi pembicaraan kami pun berlangsung cukup singkat. Tapi dia berpesan agar aku menghubunginya lagi seperti biasa di malamnya...Dengan senang hati aku mengiyakan ^_^. Sorenya kudengar ada suara-suara gaduh di seberang jalan sana.kuhampiri saja... kutitip kiosku ke temanku...Ada apa ini? Pikirku...Dan ternyata mbak2 yg kemarin terlihat lagi di depanku... dijambak oleh seorang pria kasar dan memanggil-manggil nama seorang wanita " Miranda sialan... " dan kurasa itulah nama wanita itu.
BERSAMBUNGMiranda
Minggu, 08 Maret 2015
Apa Aku Dibutuhkan!? bag.3
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar