Kamis, 25 Januari 2018

Akulah Si Pemarah Yang Peduli Mereka

Ini adalah Kisah yang terjadi ribuan tahun yang lalu... (saya ‘ Oktafianus Bernalius ‘, pencerita... menyampaikan)

Aku Yunus bin Amitai, sesuatu Yang Agung telah merubah jalan hidupku...
Kisah ini pun dimulai...
Dari sebuah desa kecil dimana aku tinggal...

 Aku mendapat mimpi dari tidurku... suara yg berseru begini katanya...
“ Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu “
Suara lantang yg begitu mengguncang pikiranku... sepertinya aku tau siapa yg berkata ini... TUHAN... Yang adalah Pencipta Segala Bentuk Kehidupan...
Ada apa dengan Niniwe? pikirku dalam hati...
Masa Bodoh lah dengan dunia di luar sana... para penjahat yg tidak tau malu itu... Padahal aku selama ini selalu berbuat kebajikan... tapi apa... Apa dunia ini sudah berubah? Nyatanya tidak... semenjak hari penghakiman itu pun (Peristiwa Bahtera Nuh) tidak...

Dengan tidak mengindahkan perintah TUHAN ALLAHku... Aku bertolak ke Tarsis... di sana aku hendak menemui sepupu jauhku...
Aku menuju pelabuhan (Yafo) dan mendapati kapal yg sepertinya hendak bertolak kesana (Tarsis)... Akan tetapi TUHAN tau maksud tujuanku... yang tidak mengindahkan-NYA...
Dengan Penuh Kuasa... TUHAN mendatangkan angin ribut ke tengah laut... membuat ombak bergolak... menjadikan kapal yg ku naiki jadi tidak seimbang lajunya...
“ Ada apa ini? tiba-tiba jadi badai “ Aku mendengar suara bising penumpang lain yg ada di luar.
“ Ya, Tuhanku Ya, Tuhanku “ begitulah mereka berseru... memanggil-manggil TUHAN yg mereka yakini sendiri.

Aku lebih memilih tidak peduli lagi... dan menuju ke lambung kapal, bagian paling bawah kapal... ruang penyimpanan...
“ Lho, kog malah tidur disitu? “ Nahkoda memergokiku.
“ Tiba-tiba terjadi badai di luar, padahal tadi cerah-cerah saja... ulah siapa ini? “
“ mana kutau “ kataku menjawab pertanyaannya.
“ tapi tetap saja kau tidak boleh tidur disitu dalam situasi begini, cepat naik ke atas... “ kata Nahkoda lagi.
Aku menuruti perintahnya... dan naik ke atas lagi...
Lama kuperhatikan mereka semua... mereka sepertinya mencurigaiku... mereka... termasuk nahkoda melakukan undi... dan menimpakannya padaku...
“ Siapa kau ini? Apa bangsamu? dan darimana asalmu? “ kata salah seorang penumpang.
“ Aku Orang Ibrani, seharusnya aku takut akan TUHAN, ALLAH Yang Empunya Langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan “
“ lalu, Apa yg kau lakukan disini? “
“ aku seharusnya mengindahkan TUHAN ALLAHku... tetapi karena ego hatiku... aku berpaling dari-NYA sekarang, sepertinya badai ini terjadi karena diriku “
“ lalu, apa yg harus kami lakukan terhadapmu kalau begitu? “
“ buang saja aku ke laut, maka badai ini tidak akan mengejar kalian lagi “

 Mengindahkan kata-kataku, seorang awak kapal mengambil sekoci... dan menemaniku sampai ke tengah laut, lalu tiba-tiba hal aneh lainnya terjadi...
Seekor Ikan Yang Luar Biasa Besarnya melahap diriku saja... dan hampir menghancurkan sekoci itu... Oh, TUHANku... apa lagi Yang Kau lakukan sekarang terhadapku... kataku dalam hati...
Betapa gelap dalam lambung ikan raksasa ini...
Aku mulai meratapi keegoisanku... pikirku... apakah ini manusia? akar kejahatan... yg dimulai dari egoisme... dan kesombongan...
Sama seperti yang kulakukan sekarang terhadap TUHANku... aku telah mengkhianati DIA... Kemudian Aku berdoa memohon ampun... sambil terus meratapi kesalahanku...
TUHAN mendengar doaku...
Dan jadi kasihan juga terhadapku... lalu IA berfirman pada ikan raksasa itu supaya mengembalikan aku ke darat.
Dan itu adalah Niniwe... daratan itu. Aku siap melakukan tugasku sekarang.

Kusampaikan semuanya... semua yg telah disampaikan TUHAN kepadaku... kepada rakyat Niniwe beserta Rajanya...
Mereka dengan mudahnya bertobat... dan melakukan puasa dan kegiatan iman lainnya...
Sambil berterima kasih padaku yg telah menyampaikan pesan Murka Allah itu...
Dengan begitu mudahnya mereka mempercayaiku...
Kejahatan yg sudah mereka lakukan itu... lalu peristiwa-peristiwa mengerikan lainnya yg terjadi di masa lalu... Ibu yg menangisi anaknya yg mati di tiang gantungan karena ketidak adilan, pejabat yg korup, orang kaya yg serakah, orang miskin yg tidak tau diri... Raja yg tidak adil... hukum yg semena-mena...

Melihat apa yg terjadi dengan Niniwe setelah kedatanganku... TUHAN jadi kasihan juga... dan menyesali IA yang telah mengutuk Niniwe, sehingga IA menarik kembali kutukan-NYA...
Saat itu aku jadi marah besar... dan pergi menjauh ke Timur Niniwe...
Aku mendirikan sebuah gubuk disitu... kembali merenungi semuanya... semua yg sudah terjadi... Tiba-tiba Pohon Jarak tumbuh di dekat gubukku...
Aku tau TUHAN masih mengawasiku...
Tetapi tak memakan waktu lama... Pohon itu pun mati dimakan ulat...
Ada Apa ini? Apa lagi Yang TUHAN inginkan dariku?
Kasihan sekali Pohon itu... umurnya tidak lama... belum sempat menikmati hidup... dia harus mati dimakan ulat...
Lalu suara dari langit berseru padaku... katanya...
“ Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikit pun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120 ribu orang, yang semuanya tak tau membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yg banyak? “
Lalu aku berkata kepada TUHAN...
“ cabut saja nyawaku, Ya TUHAN ALLAHku “
Kemudian TUHAN menjawab...
“ Pantaskah engkau marah, Yunus anak-Ku? “
Dari saat itu... Aku merenungi kembali perbincangan itu... setiap kata-kata TUHAN yang menuntunku sampai akhir sampai aku mati... mengenai apa itu KASIH...


END


Yunus in Giant Fish

Yunus in Niniwe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar