- Kemana kamu Denis??? Kupikirkan terus malam ini... keberadaannya, bahkan aku sempat berpikir jangan-jangan Denis diculik... hiiiiiiiiiiiiiiii atau dimutilasi... ahhhhhhhhhh. TIDAK! TIDAK! TIDAK! Aku bahkan sampai menghubungi teman-temanku.. Gretha dan Lisa, dua temanku ini mengetahui aku menyukai Pria Dingin itu yg menurut penilaian mereka. Kutelepon mereka, ternyata Lisa mengetahui sedikit kabar bahwa ternyata Keluarga Denis terlilit hutang BANK, Ayah Denis kabur... kembali ke negara asalnya Inggris. Sehingga Rumahnya disita oleh BANK dan Denis beserta ibunya pindah. Hanya saja Lisa tidak mengetahui mereka pindah kemana. Tak terasa lama aku mengobrol, karna sisa pembicaraan setelahnya hanyalah curhat Lisa saja mengenai pacarnya Dimas aku pun jadi mengantuk dan tertidur. Sorry ya Lisa!!! aku ngantuk nich, lanjutin besok aja ya... aku tidur duluan ! See U tomorrow...
- Esoknya aku bangun pagi pukul 07.00 pagi, tanpa bermanja-manja aku segera bergegas membereskan segalanya... mulai dari tempat tidur, lalu mandi, menyiapkan bahan mata Kuliah nanti, dan Sarapan tentunya tak boleh ketinggalan. Setelah berpamitan ayah lalu mengantarkanku ke Universitas.Oiya... ayahku adalah manager di salah satu Perusahaan terpandang di Jakarta. Sehingga kali ini aku memintanya menyelidiki hal yg aneh-aneh mengenai hutang Keluarga Luwis... " Harold Luwis " ayah Denis Luwis.Ayahku mengiyakan saja... ntah benar atau tidak dia menolongku mencari informasi, aku percaya saja sebab Ayahku itu orang yg baik... yg cinta mati sama Ibu. Aku bangga pada ayah, dia orang yg berwibawa dan bertanggung jawab.
- Hari ini aku menunggu... setidaknya. Menunggu kedatangan Denis Luwis ke UI lagi... Ternyata.. sampai mata Kuliah yg terakhir selesai pun dia tidak datang juga...Aku sedikit kecewa juga dengannya. Aku keluar kelas dengan tidak bersemangat... Sampai akhirnya aku melihat ke arah Pintu Rektor, Denis keluar dari situ... Aku lalu berlari, tidak mempedulikan apa pun... sampai-sampai menabrak teman-teman yg lain." Hey, lihat-lihat donk... pake mata kalo jalan.. Dasar Sial "" Maaf " aku terus berlari... kerumunan mahasiswa makin banyak saja.Aku pun kehilangan jejaknya. Sedih kembali hatiku... hikz hikz T.T haaaaaaaaaaaaaaTapi aku tidak mati langkah, saat kulihat Rektor mulai keluar juga dan sepertinya hendak ingin pulang, aku mencegatnya... lalu bertanya" Pak Slamet! Siang Pak "" Ada apa toh? sampe tersenggal-senggal begitu nafasnya "" itu tadi... mahasiswa bernama ' Denis Luwis ' ngapain di Kantor Bapak "" ohhh Denis toh, dia ga ingin kuliah lagi katanya. Dia berhenti... saya juga kurang tahu kenapa, padahal dia orangnya cerdas dan ulet. Saya juga sayang kalo dia keluar "" kalo sayang... kenapa ga Bapak cegah, atau ngebiyaain Kuliah nya kek apa kek, Beasiswa... atau apa lah, Kenapa malah dibiarin pergi gitu aja "" Lho kog malah jadi kamu yg menceramahi saya, yaudah sebenarnya kamu ada maksud apa ini? saya udah mau pulang ini soalnya... terlambat makan masakan makan siang istri saya "" saya cuma pengen tahu alamat dia yg terbaru, ada kan Pak? "" mengenai itu tanya aja dia langsung, dia bilang mau menemui dosen kesayangannya dulu sama Kepala Perpustakaan ".
- Aku sedikit lega, setelah kuucapkan terima kasih dan berpamitan. Aku segera bergegas saja menuju ruang dosen, dan bisa kupastikan dosen kesayangannya adalah teman ayahku sendiri itu " Pak Viktor Purba ".Tapi terlambat, Pak Viktor bilang Denis sudah berpamitan dan menuju Ruang Perpustakaan.Aku lari lagi... huft!!! lelah juga, mungkin karna kurang olah raga... fisik jadi lemah.Dan kali ini dia ada, sedang membaca buku... mungkin untuk yg terakhir kali. Malahan sekarang aku bingung mau ngomong apa dan bagaimana bertemu dia. Aneh ya!!!Setelah lama mengobrol dengan Kepala Perpustakaan dan menyampaikan maksudnya. Pak Sisworo (Kepala Perpustakaan) sedikit sedih juga dengan kepergian Denis, dia hanya bisa berpesan supaya Denis harus lebih berhasil di luar sana lalu ia memberikan hadiah buku kepada Denis berupa buku-buku yg sering ia baca berulang kali (kesukaan Denis) terutama buku kumpulan cerita dongeng. Aku juga tidak mengerti mengapa seorang pria seperti Denis yg gagah, cool, tampan bisa membaca buku-buku seperti itu... kekanak-kanakan sekali.
- Boleh dibilang sekarang inilah saatnya aku beraksi. Aku menghampirinya lalu pura-pura pingsan di depannya...Sempat dia memegangku, lalu membantu aku bangun lagi." Kenapa? Sakit? " katanya dengan suaranya yg khas." Ng.. Ngg... Ngga kog "" Ohh, kalo gitu yaudah... saya duluan ya Ella "---------------------------------------------- BLANK barusan dia memanggil namaku... ahhhhhh pusing jadinya." Heyyyy, ya... aku sakit "" Sepertinya Tidak, sudah dulu ya! " balasnya.huft, mulai dech sifatnya yg dingin... tapi aku suka, setidaknya kali ini aku mengetahui dia baik-baik saja. Oiya aku kelupaan menanyakan alamatnya. Aku mengejarnya... namun dia sudah pergi jauh. Sedih lagi kurasakan... aku pulang dengan tangan hampa.
- Sebenarnya tidak, aku tidak pergi
jauh. Saat itu aku berada dibalik tangga... bersembunyi dan
memperhatikanmu Ella. Ternyata kamu peduli padaku, terima kasih. Tapi
sepertinya kali ini aku harus berpisah jauh darimu... baik itu status
ataupun pertemanan kita selama ini... dari SD bahkan sampai Kuliah kau
mengejarku... Sepertinya aku sudah cukup lelah selalu memendam perasaan
ini. Tetapi sepertinya juga, kamu yang lebih lelah menghadapi sifat
angkuhku yg sebenarnya adalah sifat takutku selama ini... yg dari dulu
pun selalu tegang... berdiri kaku bila bertemu denganmu. ya seperti
itulah.... benar!
>>>> to be continued.Denis Luwis
Selasa, 05 November 2013
The Girl and The Bad Guy 3:) part. 2
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar