Selasa, 05 November 2013

The Girl and The Bad Guy 3:) part. 4

  • Saat itu Denis memang meninggalkanku begitu saja, tapi aku sempat terpaku saja melihat kepergiannya.Sesaat tadi Denis benar-benar terlihat seperti pangeran berkuda putih dalam impianku...Dengan mudahnya Denis memangkas habis 5 orang berbadan besar itu (memangnya tukang cukur). Bukan itu maksudnya, maksudnya Denis baru saja benar-benar menyelamatkanku dari marabahaya.Denisssssssssssssssssssssss I'm moreeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee innnnnn Loveeeeeeeeeee Youuuuuuuu.Tapi sifatnya kali ini memang tidak bisa kuterima. Tidak kusangka pria cool seperti dia bertingkah seperti anak-anak begitu... uhhhhhhhhh sebellllll. Ya! dia sudah pergi dan tidak sempat kususul... karna dia sudah lari kencang entah kemana, yg kulihat sich dia hanya masuk gang.
  • Sepertinya harapanku untuk mengetahui keberadaan Denis sekarang pupus sudah. Ahh, tapi untung saja aku memiliki NOPE (NO. HP) Pak Viktor Purba. Kuhubungi saja dia... menanyakan nama Ibu Denis dan keluarga ibunya di JKT. Dari keterangan Pak Viktor, yg bisa kupastikan sekarang adalah adiknya Ibu Denis(Ika Saragih) ... " Tia Saragih ". Sempat kutanya-tanya warga sekitar alamat dari Tia Saragih, sampai akhirnya kujumpai wanita seperti wanita karir berjalan ke arahku, penampilannya menarik... kulihat dia masih muda, mungkin beda 3-5 tahunan denganku. Lalu kuhampiri dia dan kutanya pertanyaan yg sama dengan yg kutanyakan kepada warga-warga tadi.Dia lalu tersenyum kecil katanya " Tia Saragih itu ya saya sendiri adek ".Wahhhh, seperti durian runtuh saja pikirku... lalu aku dibimbingnya ke arah rumahnya.Dag Dig Dug Dag Dig Dug ketegangan disetiap langkahku yg kurasa semakin mendekati Denis lebih dekat makin kurasakan saja.
  • Setelah sampai di sebuah rumah yg ukurannya sedang-sedang saja menurutku. Dan aku pun diundang masuk ke dalam, aku menyetujuinya saja. Kali ini hatiku dan mentalku harus benar-benar mantap... ya!" Mari masuk dek, mungkin Denis sudah pulang " begitu kata bibi Denis.Saat masuk, yg pertama kulihat adalah tante, maksudku Ibu Denis sedang menonton berita di Televisi." Kak, jangan nonton berita lagi... Kakak masih mengikuti perkembangan kasus suami kakak ya? Sudahlah! "" Denis sudah pulang? ada temannya tuh nyari Denis " sambung bibi Denis." Denis belum pulang lho Ya'k! tau kemana? kalo ada temannya suruh masuk saja sini "Aku masih bingung dalam keadaan ini, Ibu Denis seperti tidak takut sama sekali kalo-kalo Debt Collector menjamah sampai kemari. Dia terlihat tenang-tenang saja. Inikah yg dinamakan stress tingkat tinggi atau perangai dari kata " TIDAK PEDULI ". Ya sudahlah, sekarang aku pun sudh masuk dan duduk manis bersama mereka berdua.
  • Di saat itu kami lama mengobrol, dari masalah remaja, sedikit politik bahkan sampai ke dunia fashion wanita. Asik sekali kami bertiga mengobrol, tante Tia mengetahui banyak istilah bussiness yg bahkan belum kumengerti. Sampai akhirnya kudengar derap lari seseorang lalu tiba-tiba membuka pintu.Dan itu adalah Denis... Pangeran Berkuda Putihku.
  • Ya aku kaget saja, Ella seperti hantu begitu. Tau tau sudah di rumah bibi. Masalahnya tau darimana dia alamat ini. Alamatku yg sekarang. Aduh, mana aku sedang berkeringat sehabis lari tidak jelas tadi. Bodoh juga pikirku, kenapa aku masuk-masuk gang, bahkan sampai terlalu jauh jadinya. Hahaha :D kurang kerjaan ya!Ibuku lalu memanggil dan menyapaku " Darimana saja? ada temen kamu dari Kuliahan nich.. namanya Ella katanya "" Iya Bu! Tunggu sebentar aku mau ganti baju dulu " kuelakkan saja sejenak." Ya sudah cepat sana! Ada cewek cantik kog dinganggurin, nis... ya rugi! " sambung bibiku tidak jelas... hufftttt.
  • Aku lalu mandi, menyegarkan badan kembali. Setelah mandi dan hendak memakai baju, kupilih baju favoritku sesuai dengan karakterku hari ini " Bad Boy " warna hitam strip merah. Aku keluar begitu saja seperti seorang pemberani mendadak dan kusapa Ella " Haiii "." Iyaaa " balasnya... duch manis sekali senyumnya itu. Dag Dig Dug wahhh aku mulai tegang lagi sekarang, dimana keberanianku barusan. Apakah sudah pergi naik Bus? Tapi kelanjutannya yg kuharapkan itu sirna begitu saja, karna terdengar suara ketukan keras dari arah pintu rumah bibi. Kuduga mereka adalah preman yg barusan atau " Debt Collector " ??? Kulihat ibu juga sudah ketakutan.. gemetaran mendengar suara-suara rusuh, tangannya mulai menutupi telinga lalu dia jongkok benar-benar ketakutan. Bibi berusaha menenangkannya sebisanya. Ella kulihat seperti sedikit panik juga terhadap keadaan ini, mungkin dia mengingat-ingat trauma bersama preman-preman barusan. Aku lalu membukakan pintu, dan ternyata Polisi sudah diluar dan memaksaku mengangkat tangan keatas.


    >>>> to be continued.

    5 Preman

    5 Polisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar