Selasa, 05 November 2013

The Girl and The Bad Guy 3:) part. 3

  • Hari itu kuperhatikan jelas langkahmu yg berat, Ella. Sebenarnya aku tidak tega juga melihatmu begitu.. tetapi kurasa memang lebih baik begitu. Aku pun bergegas pulang. Menuju rumah bibiku, itulah tempat aku dan ibuku tinggal saat ini. Setelah insiden ayah yg terpaksa gulung tikar dan menghindari debt collector dengan jalan pintas balik ke negara asalnya. Hal itu tentunya sudah disepakati ibu dan aku, kami berdua sedikit pun tidak membenci ayah... hanya keadaanlah yg sekarang kami benci. Karna di Perusahaan yg ayahku pimpin dulu banyak terjadi praktek korupsi oleh anak buahnya, juga kemalasan dan hanya banyak tuntutan kesejahteraan dari kaum buruh.Dulu aku sering ikut ayah ke lapangan, ke pabriknya untuk inspeksi produk. Aku sering melihat tingkah-tingkah karyawan, buruh yg seenaknya saja bekerjanya... malas... dan hanya bisa merusak saja.Itu sebabnya ayahku banyak menanggung kerugian dari sejumlah aset yg seharusnya dapat terjual jadi tidak dapat terjual karna " RUSAK ".Kurasa itulah garis besar masalah lengsernya Perusahaan ayahku. Sedikit gambaran mungkin dari bobroknya Negara Indonesia dan rakyatnya di mataku.
  • Tapi sudahlah, bukan itu yg ingin aku bahas. Saat ini aku menuju kediaman bibiku, kuperhatikan langit... sepertinya sedang mendung. Benar saja, hujan pun turun dengan lebatnya. Aku buru-buru lari ke halte terdekat buat berteduh. Astaga! ternyata disitu juga ada Ella... tetapi dia tidak melihatku karna tertutupi oleh banyaknya orang yg juga ikut berteduh.Aku berkata dalam hati " apakah ini yg dinamakan takdir, jodoh, seperti di dongeng-dongeng dan cerita cinta yg sering aku baca. Bila seorang laki-laki atau perempuan bertemu dengan lawan jenisnya tanpa mereka sadari berulang-ulang itu namanya takdir, atau jodoh. Ahh sial pikirku... "
  • Setelah beberapa lama hujan pun reda, kerumunan orang pun mulai bubar dan semakin mengosongkan halte saja. Kulihat di kejauhan yg semakin mendekat Bus datang... aku pun segera bergegas saja mengambil ancang-ancang hendak menaiki Bus. Ternyata Ella menyadarinya... menyadari keberadaanku, feelingku merasakan dia berada di bangku paling belakang. Kucuri-curi tengok ke arah belakang berpura-pura menikmati musik sambil siul-siul tidak jelas... hahaha, kulihat lagi kondektur mulai mendekat menagih ongkos penumpang.Di perhentian berikutnya aku melihat gang yg sudah tak asing lagi, gang rumah bibiku. Aku bergegas saja, sambil bersembunyi diantara banyaknya kerumunan orang yg menggantungkan tangannya di handle atas dan samping Bus aku bilang " stop " pelan-pelan kepada Bang Kondektur, dia mengerti lalu memerecikkan uang logamnya ke tiang bus. Dan seketika juga Bus berhenti dan aku turun sambil sedikit berlari... hihihihihi 3:) jahat sekali ya aku ini!
  • Ternyata Ella tidak mati langkah, kuperkirakan dia sudah turun juga. Dan ternyata benar saja, dia sudah berada di belakangku. Kalau kupikir-pikir lagi, baru inilah Ella menaiki kendaraan umum seperti Bus contohnya yg bau dan pengap oleh kerumunan orang, biasanya kan kalau dia pulang kuliah dia dijemput ayahnya atau supir ayahnya pakai mobil pribadi keluarga mereka. Kalau aku, walaupun dulunya aku keluarga yg kaya, ayahku selalu menekankan kesederhanaan kepadaku anaknya... Ibuku juga sama.Itu sebabnya aku sudah terbiasa dengan hal-hal yg sifatnya sederhana bahkan kotor sekali pun.OK! kulihat Ella masih saja dibelakang mengikutiku, aku pura-pura saja tidak melihat sambil melihat ke atas langit dan mencuri pandang dengan menengok kebelakang masih pada posisi memandang langit, begitulah caranya.
  • Dan pada pandangan berikutnya, ternyata tak kulihat lagi keberadaannya. Kupikir... apa dia sudah menyerah padaku yg Bad Guy ini!? Kuputar arah, menyusup ke gang-gang... karna aku sudah mulai mengenal wilayah ini. Setelah belokan gang berikutnya, terkejut aku...Ternyata Ella sedang dihadang Preman-Preman kampung bibiku ini, jumlahnya kuperhatikan ada 5 orang berbadan besar dan berpenampilan seram-seram semuanya... hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
    Seperti hendak berbuat tidak senonoh pada Ella yg memang cantik.Ya aku santai saja mendekati mereka... karna kupikirkan lagi percuma aku menjuarai Taekwondo dulu, sempat belajar Aikido juga pada Master Stephen Seagal di Amerika, dan sedikit kungfu aliran TIGER.
  • Dengan hentakan yg keras kuhajar mereka satu persatu. Semuanya babak belur tak tersisa, seperti pertarungan yg dangkal saja ya? Levelnya sangat jauh sekali sich. Mereka pun lari terbirit-birit. Dan saat inilah moment yg aku tidak suka... romantis yg tidak perlu.Ella memelukku menangis sambil mengucapkan terima kasih bersamaan...Sudahlah! jawabku... Dan...Setelah itu pun aku lari sekencang-kencangnya... hahahahaha 3:) meninggalkan Ella.Kali ini Ella benar-benar tidak dapat mengejarku, karna aku mulai mengelabuinya menyusup ke gang-gang lagi.Aku pun pulang ke rumah bibi... senang pikirku dapat mengelabui wanita cantik yg dari dulu aku suka... hahaha :D. Dan saat aku mulai membuka pintu ...BLANK!!!! Ella sudah ada di dalam... bersama ibu dan bibiku.



    >>>> to be continued.

    Harold Luwis - Ayah Denis
    Ika Saragih - Ibu Denis
    Jonathan Thompson - Ayah Ella
    Frederika - Ibu Ella
    Fanesha - Nenek Ella
    Tia Saragih - Bibi Denis
    Qupid Angelica - Adik Ella


Tidak ada komentar:

Posting Komentar